Thursday, December 29, 2011 0 komentar

Muntah, Diare, dan Demam (part 1)

Momok yang sangat saya takuti datang juga, Lylu sakit cukup parah. Lebih dari biasanya yang seputaran batuk pilek.

Diawali hari selasa lalu saat saya, suami, dan lylu berkunjung ke Plaza Buaran. Kami bersantai dulu di J.Co sebelum belanja ke Carefour. Saya memesan donat copa cobana dan chocolate freeze, sementara suami memesan ice cappucino.

Lylu seperti biasa tertarik ingin mencoba, saya berikan sepotong kecil donat saya (untung saya membawa sendok sendiri, karena tempat tsb tidak menyediakan sendok/pisau/garpu), ternyata makanan tersebut langsung lylu muntahkan. Saya kaget, biasanya Lylu suka roti/dunkin donut. Saya coba icipi, fla nya memang terasa agak asam, saya pikir mungkin memang seperti itu rasanya. Jadi lah saya habiskan.

Kemudian Lylu kembali ingin mencicipi minuman saya, saya berikan sedotan dengan saya pencet tengahnya sehingga susah untuk menyedot minuman itu. Tapi ternyata ada sedikit yang berhasil terminum. Tak apa hanya sedikit, batin saya. Kami kembali menghabiskan hidangan, dan Lylu sudah sibuk dengan main-mainnya sendiri. Memang setelah saya pikir sekarang, rasa whipped cream di minuman tersebut sudah tidak sesegar biasanya.

Setelah selesai, kami menuju Carefour untuk berbelanja. Tak sampai setengah jam, saya merasa mual, perut sakit, melilit, meriang, dan kepala pusing. Cepat-cepat kami tuntaskan belanja. Sepanjang perjalanan, rasa sakit semakin menjadi. Perut terasa ditonjok, nyeri, sakit. Saya langsung merasa ada yang tidak beres dengan makanan tadi.

Sampai rumah, saya langsung istirahat, minum enzyplex 2 butir. Rasa mual ingin muntah tapi tidak bisa muntah.   Lylu dan suami bermain di ruang lain. Malam hari, Lylu seperti biasa ingin menyusu sebelum tidur. Tak beberapa lama setelah menyusui, Lylu digendong ayahnya. Dan muntah banyak sekali. Cairan dan makanan.
Kaget, kami sempat berpikir mungkin Lylu masuk angin atau terlalu capai. Saya berikan antangin anak.
Kemudian Lylu tertidur. Beberapa jam kemudian, Lylu terbangun dan muntah kembali. Kejadian tersebut terjadi berulang kali sampai keesokan hari. Baru terhenti muntahnya setelah saya berikan Vometa syrup.
Total Lylu muntah sekitar 8x.

Rabu pagi lylu mulai diare. Dan sampai hari kamis ini sudah 4x Lylu diare, cair.
Yang paling mengkhawatirkan adalah Lylu menolak makan sejak hari Rabu kemarin. Dia hanya mau makan pisang sedikit, minum air putih, dan menyusu. Saya sangat khawatir dia akan dehidrasi. Terlebih kemarin jam 11 malam, Lylu demam sampai 38.1 derajat. Dan demam lagi kamis pukul 04.00, 11.00, 16.00, dan terakhir pukul 20.00 tadi.


Saya sudah ke dokter hari ini. Dokter mengatakan kemungkinan Lylu tertular bakteri makanan yang sama dengan saya, yang bisa menular dari ASI (sebelum menyusu Lylu masih segar main). Suami saya pun sejak kemarin juga ikut terkena diare. Mungkin kondisi kami bertiga sedang tidak fit juga sehingga mudah terpapar penyakit karena sebelumnya kami baik-baik saja makan di luar. Tapi yang jelas sejak kejadian ini saya sudah kapok makan J.Co lagi.

Dokter kemudian menyarankan apabila kondisi Lylu tidak membaik, semakin lemas, tidak mau makan minum, dan tidak pipis/pipisnya sedikit agar segera dibawa ke UGD untuk di infus. Ingin nangis rasanya mendengar kata infus. Masih teringat jelas masa-masa Lylu dirawat di perina dengan selang infus yang selalu dia copot, dan harus ditusuk kembali. Ya Allah jangan sampai itu terjadi! sembuhkan anakku ya Rabb..

Alhamdulillah Lylu sudah mulai mau makan biskuit gerbernya dan sedikit pisang. Yang penting ada makanan masuk (makanan lainnya sama sekali ditolak). Minum air putih pun masih mau (oralit, pedyalite, air tajin, susu, apalagi vitamin ditolak).

Yang paling menyakitkan hati saya adalah melihat tubuh anak saya yang terlihat kurus, dengan tonjolan tulang, dan perut yang kempis. Sekuat hati saya berusaha untuk tidak menangis di depan Lylu. Jangan sampai Lylu ikut sedih. Saya harus bisa membuat Lylu ceria dan bersemangat lagi.

Oya, dokter juga menyarankan agar Lylu dibangunkan untuk minum atau makan sedikit2 jangan dibiarkan tidur terus. Ya, karena kurang asupan makanan dan cairan, Lylu memang lemas dan ingin tidur terus. Membangunkan Lylu pun saya harus tega-kan hati, karena dia akan menangis, protes. Saya harus membujuknya pelan2 untuk meminum obat demamnya dan meminum air. Sesekali saya kasih biskuit cemilannya juga.

Ya Allah, air mata ini sudah ingin membanjir deras. Sembuhkanlah anakku, jangan biarkan dia menderita. Sehatkan lah dia kembali. Sesungguhnya hanya Kau lah yang Maha Menyembuhkan..


kamis, 29/12/2011
pk. 23.00

semoga esok Lylu sudah membaik, mau makan minum, sehat ceria dan tidak muntah-diare-demam, amin.. amin.. ya robbal alamin..
Monday, December 26, 2011 0 komentar

Lika-liku Punya Bisnis Sendiri

Siapa bilang punya bisnis sendiri lebih mudah? bebas mengatur waktu seenak hati dan tinggal menerima uang segepok?

Ya mungkin saja, kalau anda hanya mewariskan kerajaan bisnis dari orang tua, yang sudah berjalan dengan sistem sempurna.

Bagaimana dengan membangun usaha sendiri dari Nol?
Keuletan, kesabaran, dan kerja keras yang jauh lebih keras dari pada menjadi seorang karyawan adalah modal utama anda untuk berhasil. Di samping faktor Luck atau Ridho dari Yang Maha Kuasa.

Saya mengalami sendiri. Selama lebih dari 4 tahun menjalankan usaha sendiri, tidak terhitung jatuh bangun, rasa frustasi, dan sedih saya alami. Saya memulai bisnis betul-betul dari Nol. Dengan uang pinjaman bank di bulan awal usaha, tanpa uang pemberian orang lain. Tidak dari orang tua, saudara, apalagi pacar.



Kadang rasa jenuh dan malas saya hadapi. Punya usaha yang dimulai dari Nol tidak membuat anda dapat tidur dengan tenang. Pikiran untuk memutar uang, meningkatkan penjualan, mengatur stok, produksi, mengatur pegawai, bayar servis charge, sewa, dan sebagainya selalu menghantui. Tidak terhitung berapa kali saya tergoda untuk kembali menjadi pegawai saja, mencari kantor yang memberi gaji besar, tanpa harus pusing-pusing memikirkan printilan usaha.

Sampai hari ini pun saya masih belajar untuk bersabar menjalankan usaha saya.
oleh karenanya, saya sangat salut dengan pengusaha yang berhasil membangun bisnisnya dari Nol.
It's hard. Really hard.
Sunday, November 6, 2011 0 komentar

Mouth talking

I am kind of person who doesn't give a damn of someone's life or looks or style. As long she/he doesn't bother me, so i am fine.
but, life bring me to meet a person who likes talk about people a lot. How they looks, they speak, they act, they clothes, they walks, or even how they spend money.
At first, I didn't give a damn of what she talking (like usually), but if it keep repeated all day long, it makes me sucks.
Come on, you are not perfect either! You are not a perfect goddess.
I just hope she realizes someday that what've she done is wrong. And I hope my baby and me didn't become like her too, amin.


Sunday, October 30, 2011 0 komentar

Next Project

Recently, I'm keep on thinking about making my new business, my next projects.
Yes, I need to make a new one to move forward.
I have two plans. But I more preferable with one. Can't say 'what it is' now.
It means I need more money, more worker, and more workhours.
Hope I can run it early next year, Amin.


Thursday, October 6, 2011 0 komentar

Remembering Steve Jobs






Steve Jobs, from his 2005 commencement speech at Stanford University:

"Remembering that I'll be dead soon is the most important tool I've ever encountered to help me make the big choices in life. Because almost everything—all external expectations, all pride, all fear of embarrassment or failure—these things just fall away in the face of death, leaving only what is truly important. Remembering that you are going to die is the best way I know to avoid the trap of thinking you have something to lose. You are already naked. There is no reason not to follow your heart.
Your time is limited, so don't waste it living someone else's life. Don't be trapped by dogma—which is living with the results of other people's thinking. Don't let the noise of others' opinions drown out your own inner voice."


Sunday, September 25, 2011 0 komentar

Why Must Hurry?



Anakku baru saja berusia 1 tahun beberapa minggu lalu. Tak ayal aku kembali mendapat 'pertanyaan' tentang kapan aku akan kembali bekerja kantor lagi.

"Anakmu sudah besar, sudah bisa ditinggal sama mbaknya. Kembali bekerja lagi saja, sayang karir mu".

"Ngapain dirumah? Suntuk. Kerja lagi aja, apply ke perusahaan A tuh, lagi buka lowongan".

"Hari gini, suami istri harus kerja cari uang mba. Nanti kalau terjadi apa-apa sama suami mbak bagaimana? Bagaimana menghidupi keluarga, anak mba nanti?".

"Kamu S2, lulusan universitas ternama, IPK tinggi, jangan di rumah aja. Sayang, mana enak minta uang sama suami. Enak punya uang sendiri".

"Tuh, si A, si B, si C, bisa tetap kerja kantor, anaknya di rumah sama babysitter. Bisa aja tuh, malah si A lagi hamil anak ke dua sekarang".


Dan segala macam pertanyaan dengan anak kalimat bernada sama, "kamu kerja lagi sana!"


Pak, Bu, Mas, Mba,
Dengan segala hormat, terima kasih atas perhatiannya. Tapi saya tidak sanggup, tidak mau, tidak bisa, tidak rela, melewatkan momen pertumbuhan anak saya.

Saya (dan suami) lah yang dengan kesadaran sendiri telah memohon, merajuk, merayu Tuhan dengan segala cara untuk mengkaruniai kami seorang anak. Dan alhamdulillah, Tuhan sudi mengabulkan permohonan kami tersebut dengan memberikan kami seorang anak perempuan yang luar biasa.

Apakah harus kami abaikan anak tersebut dengan memberi porsi waktu yang sedikit? Hanya bertemu pagi (itu pun kalau dia sudah bangun) dan malam (kalau dia belum tidur, dan saya tidak capai setelah berkutat dengan pekerjaan kantor dan menempuh macetnya jakarta).

Apakah harus saya tepiskan perjuangan hidup anak saya selama 24 hari dirawat di rumah sakit saat dia lahir prematur ke dunia? Dan perjuangan berbulan-bulan setelahnya dengan pemeriksaan darah rutin setiap minggu.

Apakah harus saya tinggalkan dia bermain dengan orang asing sepanjang hari, justru di saat dia sedang bertumbuh dan membutuhkan pendamping yang mengajarinya dengan penuh kasih sayang?

Apakah harus saya paksakan dia menyusui dari botol, sementara Tuhan mengkarunia saya payudara yang dapat menyusuinya?

Apakah uang yang saya hasilkan dari bekerja akan sanggup mengembalikan waktu anak saya yang hilang untuk tumbuh bersama ibunya?


Saya bukan ibu yang sempurna. Saya pun seringkali merasa lelah menjadi seorang ibu rumah tangga. Seringkali ingin kembali berpakaian rapi, cantik, bertemu orang-orang, kongkow di cafe, mall, bersosialisasi.

Tapi hati saya selalu menangis saat harus meninggalkan anak saya.
Menatap dia yang sedang tertidur pulas ketika saya sampai di rumah.
"Apa saja yang sudah saya lewatkan hari ini?"


Pak, Bu, Mas, Mba,
Saya tidak menyalahkan pilihan ibu lain yang memilih bekerja. Tidak. Setiap orang mempunyai alasan dan latar belakangnya sendiri.

Alhamdulillah, Tuhan mengkaruniai saya pasangan yang bertanggung jawab untuk menafkahi keluarga.
Alhamdulillah, Tuhan memberikan saya jalan untuk membuka usaha sendiri yang dapat saya kerjakan di rumah.
Alhamdulillah, Tuhan melapangkan jalan usaha saya sehingga saya dapat membagi rezeki ke beberapa orang.

Dengan segala kemudahan itu, haruskah saya kembali bekerja?



Friday, June 3, 2011 8 komentar

Cabut Gigi Geraham Bungsu ternyata Ga Sakit!




Akhirnya gigi geraham bungsu atas kiri gw yang udah mengganggu sejak gw hamil tercabut sudah.

Sebelum dicabut, gw udh berobat 4x ke dokter gigi berbeda. Dokter pertama ga berani nyabut (gw msh hamil), dan cuma nambal aja. Dia bilang giginya harus dicabut setelah melahirkan. Giginya sendiri ga sakit lg, sampe sebulan lalu tambalannya lepas (bersama separoh dinding giginya *kynya pas gw makan rendang).

Sejak itu sakitnya naujubile, si geraham unyil yg tinggal separo ujungnya tajam dan nusuk dinding mulut plus gigi gusi bawahnya. Total ga bs dipake makan mulut sebelah kiri, mana jd bikin pusing, cnut2 ampe ke mata.

Berobatlah ke dokter kedua yg berbeda (gw ganti dokter krn dokter ini yg available, cukup srg praktek, kalo yg dulu cm sminggu sekali). Si dokter nanya, "giginya mau dirawat apa dicabut aja mba?" Ditanya gt pasti dong gw mikir ini gigi bs diselamatin + gw takut dicabut, jd lah gw dgn pede bilang "dirawat aja dok kalo bs dirawat".

Si dokter pun melakukan aksinya, ngebor + nambal.

"Udah ga sakit kan mba?"

Ehhmm.. Kok masih sakit ya. 

"Ohh.. Bentar lg ilang kok mba sakitnya"

Gw percaya aja, dan minta dokter ngecek gigi gw ada yg bolong ga, biar sekalian diobatin.

Si dokter ngecek2 dan menemukan 3 gigi gw bolong, ya udah gw minta tambal semua.

Setelah selesai, gigi geraham kiri gw kok msh cnut2 ya. Gw nanya dokter, katanya "ohh ini sakitnya gara2 gigi bawahnya bolong mba, ini udh saya tambal nanti jg ilang sakitnya".

Dokter ngasih resep amoxan dan ponstan, katanya aman utk menyusui.

Amoxan utk radang, dan ponstan utk sakit. Klo masih sakit terus disuruh balik lg.

Pulanglah gw setelah sejam gigi diobrak-abrik. Tapi kok masih cnut2 ya.

Btw rada kaget jg pas liat billnya, 1,2 jt utk 4 gigi (2 tambal biasa, 2 tambal permanen) hiiiikkkssssssssss... (⌣_⌣”) (⌣_⌣”).. Mana ga bs reimburse..


Seminggu berlalu, kok gigi makin sakit ya. Baliklah ke dokter itu. Pas di bor sakiiiit banget, dokternya pun ga berani lama2. Dia pun bilang "dicabut aja ya mba, mau ditambal permanen ga bisa nih, mbak nya kesakitan".

Gw rada keki, tahu gitu dari awal dong dok bilangnya, ga usah nawarin dirawat segala!

"Ya udah cabut aja deh dok, kapan bisa dicabut?", jawab gw pasrah.

"Wah nanti dicabutnya sama Dokter ronny mba, spesialis bedah mulut, bukan sama saya".


Gw bengong. " Lah bukan dokter yg nyabut?"

"Bukan mba, harus spesialis bedah mulut".

Wakk wakk waaww.. Dari pertama aja deh gw ke dokter ronny tau genee..

Alhasil gigi gw cuma ditambal sementara (yg menghabiskan biaya 300 rebeng, masih sakit pula!).


Besoknya gw langsung nelpon hermina untuk daftar drg. ronny. Waks, ternyata orangnya lg cuti keluar negeri selama seminggu.

Jadi lah gw menahan derita berhari2, dengan tergantung ponstan menahan sakit. Jd bs dibayangin perjuangannya nahan sakit gigi, sakit kepala, sambil momong anak n ngurusin toko. Weks pengen jedotin kepala aja!

Setelah berjuang seabad (alias 5 hari), akhirnya gw ga tahan. Hari senin, gw pergi ke spesialis bedah mulut lain yang praktek. 

Oya sebelum jalan gw udh minum paracetamol utk nahan sakit.

setelah curhat singkat ttg gigi gw, si dokter pun meriksa. Gigi kiri atas gw diketok, "sakit ga mba?"

"Sakit dok". Lah iye lah.

Trus gigi bawahnya.

"Sakit ga mba?"

"Ehhm engga dok.. Tapi biasanya sakit, cm tadi saya minum paracetamol jd ga gitu sakit skr".


Dokter diam sejenak.

"Jadi mana yg mau dicabut mba?"

"Ya yang sakit dok, atas itu, bawah jg sih kata dokter sebelumnya"


"Iya bawahnya yg mana ya, ada 2 nih yg sakit, kalo dicabut dua2nya abis dong giginya"


Dalam hati gw, lah emang dokter kemarin ga nulis rujukan di buku rawat jalannya??


"Yang atas dulu deh dok, ga tahan saya sakit snut2 ampe kepala".


"Wah mba kalo lagi sakit ga boleh dicabut, ilangin sakitnya dulu aja ya. Nanti balik lg".

Yah lemes deh gw. Terbayang harus menanggung sakit lagi.

"Emang ga bs diapain dok biar sakitnya ilang? Ganggu bgt nih". 

"Ga bs mba, kalo saya suntik bius ga mempan, mba malah kesakitan. Disuntiknya itu sakit banget lho mba, sakit banget". Si dokter mengulang2 kata 'sakit banget' dengan penuh penekanan. Jiper deh gw.


"Trus kapan saya balik lagi buat cabut?"


"Hari kamis ya, eh itu tanggal merah ya, libur dong, kalo gitu senin minggu depan".

Gubrak. Gw disuruh nahan seminggu??

"Ya udah deh dok, kasih obat biar ga sakit". Pasrah gw ngejawab.

"Iya saya kasih antibiotik utk radang dan paracetamol buat ngilangin sakit".

"Aman kan ya dok? Saya nyusuin soalnya".

"Aman. Paracetamol paling aman."

"Kalo ponstan dok?".


"Ponstan kurang aman mba, lebih aman paracetamol".

Sialan gw dikasih ponstan ama dokter kemaren, katanya aman.

"Oiya mba sekalian rontgen panoramic di parahita ya, deket kok mba".

"Emang disini ga bisa dok?"

"Lagi rusak mba, mau beli yang baru", suster langsung nyamber.


Etapedeee...


Pulang lah gw kembali dgn dompet berkurang 188 ribu, menahan gigi cnut2, tanpa gigi diapa2in. Cuma buat diresepin antibiotik dan paracetamol yg ga gw tebus krn msh numpuk dirumah.


Untungnya hari rabu drg ronny yg gw tunggu2 udah praktek. Langsung deh gw ke dia lusanya.

Alhamdulillah, doa gw dikabulin Allah swt. Memang doa orang teraniaya manjur ya.


Percaya ga percaya, gw ga nyampe 5 menit di ruangannya. 

Pas masuk, gw kasih tahu gigi gw sakit. Trus nunjukin hasil rontgen. Si dokter manggut2.

"Udah lama ya mba, kok ga dicabut dari dulu", kata dokter sambil baca buku rawat jalan.

"Iya dulu saya lagi hamil dok, ga boleh cabut ama dokternya. Trus ama dokter sebelumnya katanya bisa dirawat tapi ternyata ga bisa, trus senin kemarin mau dicabut tapi lagi sakit ga bisa dicabut kata dokternya". Ngerti ga tuh dokter ya gw jelasin ky gitu.


"Ya udh kita cek"

Gw duduk manis di kursi periksa.

dokter ketok2 gigi atas gw, "sakit mba?"

"Berasa dok"

"Berasa diketok apa berasa sakit?"


"Berasa diketok tapi ngilu juga, saya minum paracetamol tadi"


"Ya udah kita cabut ya"


"Ga papa nih dok lagi sakit gini?", teringat ucapan dokter kemarin yang bilang suntik sakit banget.


"Ga papa".

"Sakitnya dari gigi bolong juga ya dok? Soalnya yg bawah jg sakit"

"Bukan itu dari yg atas nusuk gigi lain, jd sakit. Giginya ga ada yg bolong, bagus kok".

Somprett, gw dibohongin lagi ama dokter yang dulu.

Si dokter pun udh siapp sama alat suntiknya.

Agak lega tnyata bukan suntikan, tp pake cetik2 ky termometer/pulpen gendut gitu.

Mata gw langsung merem. Bismillaaahh..


"Jangan tegang mba, rileks aja".

Gw sok2 rileks, sambil bayangin muka lylu yang lucu.

Cetik-cetik.. Cetik-cetik.. Ga sakit.. Cetik-cetik.. Aww.. 

"Itu bagian yg sakitnya mba"

Hehh.. Narik napas..

Cetik-cetik..

"Yak sekarang gigit mba"

Ehh.. Ga nunggu mulut kebal nih, kok kayaknya mulut gw blm dower?

Mulut gw dikasih sesuatu ky sumpit (ga tau bentuknya, mata merem), gw gigit.

"Yak buka mulutnya"


Greekkk! Berasa gigi geraham atas gw ketarik. Pluk!

Kaget, syok, duuuhh sakit deeehh.. Eh..eh ga sakit ya?


"Gigit lagi mba"

Gw kayak gigit sumpit lagi.

Grekk! Kaya ada yg melintas di gigi gw yg kecabut tadi.

"Yak selesai"


Gw buka mata.


"Udah selesai dok?"

"Udah, itu giginya", si dokter menunjuk gigi berlumur jigong eh darah di atas meja.

Eh cepet amat yak.


Dokter balik ke meja. Nulis2 di buku.

"Ya udah selesai mba, obatnya diabisin aja ya. Kapas setengah jam buang"

"Antibiotiknya cuma buat sehari dok, ga papa?"

"Ga papa itu aja."

"Ga minum paracetamol dok?"

"Ga usah, kalo sakit aja"

"Kapan bisa makan dok?"

"Setengah jam bisa".


Wehh cepet amat, bukannya beberapa jam ya.


"Saya kapan balik lg dok?"

"Seminggu kita cek lagi"

Gw masih ga percaya, kok cepet amat yak cabut gigi.

"Ini udh dijahit dok?"

"Udah kan tadi dijahit". Si dokter udh rada pengen ngusir, ni pasien nanya2 mulu pikirnya kali.


"Ok dok makasih"


Keluar ruangan gw liat jam, buset nyabut gigi ga sampe 2 menit! Proses cabut gigit tercepat yang pernah gw alamin. Ga sakit pula! 

Pantes tu dokter praktek cuma sejam tapi pasiennya banyak ya. Express gitu.

Bayar di kasir, ternyata cuma 470 ribu. Padahal gw udah ketakutan bakal kena berjut-jut. Secara cabut geraham bungsu itu terkenal mahalnya.

Mungkin cabutnya sederhana bin gampang kali ya.

Tapi tetep murah sih, 5 taon lalu gw cabut gigi 500 ribu.


Akhirnya gw pulang dengan hati riang.

Alhamdulillah, momok yg menghantui berakhir juga. Bisa tidur pulas setelah lama menderita.


Oiya besoknya darahnya bekas dicabut udah berhenti, dan ga sakit. Mantapp deh!




Moral of story: kalo sakit gigi langsung berobat, dan cari dokter yang bener2 bagus biar ga bolak-balik ky gw hehehe


Gw rekomen dokter ini deh, namanya Drg. Ronny Corputty, Sp. Bm.



Wednesday, March 2, 2011 0 komentar

MPASI Lylu

Alhamdulillah, Lylu lulus Asi Ekslusif 6 bulan big hug
Hari ini, hari pertama Lylu makan MPASI (Makanan Pendamping ASI). Pertama kali gw kasih Bubur Susu Promina rasa Pisang jam 7.30 pagi. Kenapa Bubur Instan? bukannya bagusan bikin sendiri? 
Tadinya gw jg mikir mending buat sendiri, semua peralatan masak udah gw beli. Tepung organik udah gw siapin. Udah pengen beli buah segala. Tapi kata Dr. Idham, lebih baik dikasih bubur susu yang instan aja dulu. "Bubur susu aja dulu bu, kayak nestle, nutricia, dll. Yang instan aja. Kan udah dari hasil riset bertahun-tahun tuh. Ga usah nyoba-nyoba, ntar salah, repot", gitu kata si dokter. Nanti setelah seminggu dilihat perkembangannya, kalau ok, baru dikasih menu lain. Ya gw nurut si dokter aja dah. Secara doi lebih tahu medisnya gimana.
So, komentar2 yang nganjurin kasih ini-itu, gw terima masuk kuping kiri keluar kuping kanan deh hihihi tongue
Respon Lylu pertama mamam? Doyaaann bangett, alhamdulillah.
Habis ludes bubur susunya.
Gw kasih 1 porsi isi 1 sendok makan tepung promina + air hangat sedikit untuk ngencerin tepung + asi 30 ml.
Kayaknya Lylu seneng makan nih. Mukanya antusias banget pas mau disuapin. Ga dilepeh lagi. Anak pintaaarrr..  abis mamam, Lylu bobo pulessss banget, padahal belum mandi hehehe  smug
Besok mamam pisang lagi, lusa baru coba rasa kacang hijau cerelac, semoga lancarrrr.. amin.
Anyway, ga terasa udah 6 bulan ya umur Lylu. Senang rasanya melihat pertumbuhannya yang bagus. Mama sayang Lylu banget.. sehat terus ya nak kiss



Tuesday, February 15, 2011 0 komentar

Merawat Bayi Prematur (1)

Sudah lama gw pingin nulis tentang tips merawat bayi prematur. Well, gw emang bukan dokter, tapi gw pingin menshare pengalaman gw dalam merawat Lylu selama ini. Gw mengalami sendiri gimana repotnya mencari informasi ke sana-sini, dan mostly informasi itu didapat dari literatur asing. Hasil tanya-tanya orang malah kadang suka menyesatkan ehehehe.. jadi semoga aja tulisan gw ini kelak berguna untuk seseorang.

Merawat bayi prematur tidaklah sesulit yang dibayangkan, tapi juga tidak segampang yang dipikirkan. Bingung kan? hehehe

Ini beberapa tipsnya:


  • Bekali diri dengan segala macam informasi, googling literatur, dan nanya dokter dan suster RS yang jelas berpengalaman. Setiap visit ke RS, gw selalu cerewet nanya suster gimana cara megang bayi prematur yang benar, dan gw selalu nanya dokter perkembangannya dan apakah ada yang bisa gw lakukan untuk mempercepat kemajuannya, seperti melakukan metode kangguru. Sebagai pasien gw emang kudu proaktif, soalnya dokter anak Lylu pasiennya seabrek, jadi gw harus inisiatif nanya boleh megang Lylu ga, boleh kangguruan ga, boleh nyusuin langsung ga, dsb.. dsb.. Gw baru bisa meluk Lylu itu 8 hari setelah Lylu lahir :) 
pertama kali meluk Lylu - 10 sep 2010
  • Yakin bahwa seorang ibu adalah pengasuh terbaik bagi anaknya. Yup, seorang ibu yang sudah mengandung anaknya selama berbulan2, menyanyikannya lagu, mengajak bicara sejak di dalam perut adalah orang yang terbaik untuk merawat bayi. Pertama kali gw megang tangan Lylu, gw merasa kontak batin yang luar biasa. She hold my finger so tight. She looked at me so deep, dan jantung gw serasa copot. My baby needs me. Alhamdulillah gw dapat dokter yang insist agar orang tua bayi, terutama ibu belajar megang bayi sebelum bayinya dibawa pulang. Jadi gw lah yang memandikan Lylu sejak dia pulang dari RS dan mengurus semuanya. Meski banyak orang yang menyarankan supaya pakai perawat tapi gw yakin bisa melakukannya. Seperhatian dan sedetil orang lain, tidak akan setelaten dan sesayang ibunya sendiri.
hari pertama Lylu pulang dari RS - 25 sep 2010

  • Jangan stress, jangan sedih. Emosi ngaruh banget ke produksi Asi. Alhamdulillah, gw bisa ngasih Asi ekslusif ke Lylu. Setiap malam begadang mompa Asi, untuk ngejar stok di RS. Semua sayur, buah, vitamin gw sikat. Yang gw pikirkan adalah gw harus memberikan yang terbaik untuk anak. Asi adalah yang terbaik, terlebih untuk bayi prematur.
hasil mompa asi - 18 sep 2010

  • Dukungan Suami, Keluarga, dan Teman. Alhamdulillah gw dikelilingi oleh orang2 yang sangat luar biasa. Suamiku yang hebat yang selalu menyemangati ga kenal lelah. Ga sekalipun Lucky nunjukin kesedihannya di depan gw. Lucky juga selalu ngebantu gw waktu mompa Asi di minggu2 awal. Dia megangin pompanya dan ngurutin gw, karena badan gw masih sakit abis operasi cesar. Setiap hari kita bolak-balik ke RS, sampai tengah malam, nungguin dokter, nganter Asi. Alhamdulillah gw juga memiliki orang tua dan mertua yang luar biasa, selalu mensupport dan mendoakan.
rooming in, hermina - 23 sep 2010

  • Refreshing. Saat bayi sudah sehat dan bisa diajak pergi (sudah di acc dokter), resfreshing lah bersama keluarga. Pertama kali keluar gw ajak Lylu ke Kebon Raya Bogor, karena udaranya sehat dan bersih. 
kebon raya bogor - 26 nov 2010



  • Bersyukur. Syukuri semua yang didapat. Semua hal terjadi tidak terlepas dari kehendak Allah SWT dan selalu ada hikmahnya. Gw bersyukur dikaruniai anak yang sangat luar biasa dan mengalami pengalaman menjadi seorang ibu yang juga luar biasa. Tidak usah membanding-bandingkan dengan nasib orang lain. Setiap orang luar biasa, dan setiap anak berharga.
aqiqah Lylu - 28 nov 2010








 
;